Mahasiswa, Kegiatan dan Pilihannya


 Mahasiswa adalah sebagian kecil dari generasi muda Indonesia yang mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuannya di Perguruan Tinggi. Tentunya sangat diharapkan mendapat manfaat yang sebesar-besarnya dalam pendidikan memperbaiki kualitas hidup bangsa Indonesia yang saat ini belum pulih sepenuhnya dari krisis yang dialami pada akhir abad ke 20 (Salim dan Sukadji, 2006).
Di saat seseorang telah memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi atau dengan kata lain memutuskan untuk menjadi seorang Mahasiswa, itu berarti mereka telah siap untuk memulai mengambil keputusan dalam hidupnya, memulai pertarungan yang sebenarnya.
Mereka  rela meninggalkan kampung dan orang tua tercinta demi sebuah cita-cita. Cita-cita yang akan membanggakan keluarga. Orang tua pun banting tulang demi melihat sang anak memiliki taraf hidup yang lebih baik dari mereka, orang tua merelakan sang anak dengan kepercayaan bahwa sang anak benar-benar pergi menuntut ilmu untuk mencapai tujuannya yang mulia, kepercayaan bahwa sang anak mampu menjaga dirinya dari lingkungan yang bisa membinasakannya kapan saja.
Apapun yang diinginkan sang anak, baik itu fasilitas untuk menunjang akademinya atau lebih tepatnya membuat anaknya memiliki hidup yang nyaman dengan berbagai fasilitas itu semua dipenuhi sang orang tua.
Dalam belajar, salah satu faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah faktor dari dalam diri siswa adalah motivasi (Syah, 2006). Motivasi adalah salah satu prasarat yang amat penting dalam belajar (Djiwandono, 2004). Mahasiswa menjalani kegiatan perkuliahan ataupun aktivitasnya dengan motivasi yang berbeda.
Setelah dosen mengakhiri perkuliahan, mahasiswa bubar. Ada yang menuju perpustakaan, ada yang ke kantin, ada yang menuju mesjid, ada yang tinggal berbincang-bincang dengan yang lain, ada juga yang menuju ke tempat parkir langsung mengendarai motornya, pulang. Ada yang aktif dengan mengikuti organisasi kampus, menghadiri seminar-seminar dan ada juga yang memilih berkiprah di luar kampus. Apapun yang menjadi pilihan mereka itulah yang menurutnya terbaik, dan disaat dia memilih itu berarti dia telah mengetahui konsekuen yang akan ia terima di masa depan. Karena sebenarnya yang membuat kita menjadi sukses atau tidak di masa depan tergantung pada habit yang kita lakukan saat ini. Seperti Albert Einstein’s statement that “We have the same time but different habit”. Tergantung bagaimana kita memanfaatkan waktu semaksimal mungkin.
Tetapi sekarang ini, masih banyak mahasiswa yang hanya berstatus mahasiswa tetapi menampikkan peran yang sebenarnya sebagai mahasiswa. Banyak yang hanya pergi ke kampus hanya memenuhi formalitas semata bahkan banyak yang jarang menghadiri mata kuliah. Sepertinya motivasi dari dalam dirinya telah sirna atau mereka sudah melupakan ambisi-ambisinya dan terlena dengan lingkungannya. Ada juga yang berpikiran bahwa di awal-awal semester waktunya have fun, tidak usah terlalu serius. Waktu serius itu ketika sudah semester tinggi. Bahkan hal yang lebih parah lagi yaitu  ketika ada mahasiswa yang bukannya pulang membawa ijazah dan membuat their parents meneteskan air mata haru atas keberhasilan anaknya tetapi mereka pulang dengan aib yang membuat orang tuanya meneteskan air mata kekecewaan (Naudzubillah). Kepercayaan orang tuanya dihancurkan begitu saja, setan telah membuatnya melupakan keringat orang tuanya yang menetes demi mereka. Bahkan tidakkah mereka merasa menjadi orang beruntung mendapat kesempatan melajutkan pendidikannya. Kesempatan yang banyak didambakan orang-orang di luar sana tetapi karena beberapa faktor mereka tidak mampu melanjutkan pendidikannya.
Di lain sisi, banyak juga mahasiswa yang di dadanya masih menggebu-gebu semangat untuk meraih prestasi. Mereka tidak ingin menghancurkan kepercayaan orang tuanya, disaat ia mulai jenuh dengan aktivitasnya ia akan selalu menghadirkan Allah dan orangtuanya yang akan membuatnya kembali memiliki semangat yang membara. Bahkan mereka melakukan banyak hal demi mendapatkan improvement bagi dirinya. Baik mengikuti kursus, mengikuti club-club meeting, menghadiri seminar, konsultasi disana dan disini, seakan-akan mereka selalu haus akan ilmu. Rasa letih yang dirasakan oleh tubuhnya seakan-akan musnah ketika ia membayangkan wajah kedua orang tuanya yang begitu bahagia jika melihatnya berhasil. Memang ada benarnya juga kalimat yang menyatakan bahwa bukan mahasiswa kalau tidurnya di bawah pukul 22.00. Tetapi dalam hal yang positif bukan begadang karena nonton film, main game dan sebagainya melainkan karena banyak mahasiswa belajar sampai tengah malam bahkan ada yang sampai subuh mengerjakan tugas. Sehingga seringkali ada garis hitam di bawah matanya, tetapi hal tersebut tidak membuatnya mengeluh. Mereka malah tersenyum sambil mengatakan “Welcome mata Panda”. Semua itu mereka lakukan karena mereka punya tujuan hidup yaitu sukses.
Kesuksesan atau kegagalan itu semua merupakan pilihan kita. Mau sukses pilihlah kendaraan yang tepat yang akan mengantarmu menuju kesuksesanmu tetapi kalau kamu menginginkan sebaliknya it’s your choice. Semuanya ada ditanganmu, disaat kamu melakukan sesuatu seadanya saja maka hasilnyapun akan seadanya saja.

Komentar